Rabu, 16 September 2015

TUGAS BESAR MANAJEMEN RANTAI PASOK “KOPI MACHO”


TUGAS BESAR
MANAJEMEN RANTAI PASOK
“KOPI MACHO”

 

Disusun Oleh:









Oleh :







Kelas : F
Kelompok : 4


JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Diskripsi Perusahaan
PT. Lanang Sejati merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman.  Perusahaan ini memproduksi kopi bubuk dengan merk dagang “ Kopi Macho “.  PT. Lanang Sejati didirikan pada tahun 2001 oleh beberapa orang yaitu Nuris Fuaida, M. Firstiawan F, Nasrullah Jamaluddin, Ahmad Wildan dan M. Fatra Hanarsyah. Perusahaan ini berlokasi  di Kabupaten Malang tepatnya di daerah lereng gunung Kawi. Saat ini PT. Lanang Sejati saat ini memiliki total karyawan sebanyak 50 orang.
PT. Lanang Sejati terus berupaya untuk meningkatkan kualitas produknya dengan mengedepankan mutu disetiap prosesnya. Untuk itu bahan baku kopi yang digunakan adalah kopi robusta yang didapat dari suplier terpercaya. Dalam memasarkan produksnya PT. Lanang Sejati memiliki jaringan distribusi yang tersebar diseluruh wilayah indonesia. PT. Lanang Sejati berkomitmen untuk senantiasa mengedepankan mutu produk dan pelayanan terhadap pelanggan yang sejalan dengan visi dan misi perusahaan. Berikut adalah visi dan misi PT. Lanang Sejati.

1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi perusahaan ini adalahmenjadi perusahaan kopi instan terkemuka dan terbesar di dunia.
Misi perusahaan berguna untuk dijadikan dasar dalam memprioritaskan pekerjaan, merancang strategi, membuat perencanaan, dan pemberian tugas-tugas. Misi adalah titik awal untuk mendesain pekerjaan manajemen atau setingkatnya, serta untuk mendisain struktur manajernya. Misi perusahaan adalah  “ Mampu mewujudkan visi tersebut, PT Lanang Sejati sebagai syarikat pembuat produk kopi menetapkan komitmen untuk meningkatkan mutu produk dan layanan yang berkesinambungan demi memenuhi kehendak pelanggan di Asia Tenggara dan memberi keuntungan pada seluruh pihak”.




1.3 Deskripsi Produk
Pamor kopi macho memang belum setenar kopi luwak. Citarasanya yang tak kalah nikmat dibandingkan dengan kopi luwak memicu kenaikan permintaan kopi berbahan biji kopi berbentuk aneh ini. Tak heran harga kopi macho terus melambung. Meski demikian, sebenarnya kopi ini bukan varietas baru. Kopi macho bisa dihasilkan oleh pohon kopi jenis robusta yang pada umumnya ditanam petani di Indonesia. Kopi ini disebut macho lantaran bentuk bijinya berbeda dengan kopi pada umumnya. Macho berarti keren. Disebut demikian karena bentuk biji kopi ini tunggal dan bulat, tidak terbelah seperti bentuk biji kopi pada umumnya.
Kopi Macho, diproduksi oleh PT. Lanang Sejati Kabupaten Malang. Terbuat dari kopi murni (tanpa campuran) dan diolah dengan proses pengolahan tangan-tangan yang berpengalaman. Kopi macho sangat cocok untuk kaum pria yang membutuhkan stamina extra, dan menambah vitalitas hubungan suami istri. Serta cocok untuk pekerja keras dan anda yang sering melakukan aktifitas hingga larut malam.












1.4 Proses Produksi
Adapun proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan Lanang Sejati sebagai berikut :
1.      Penerimaan
Kopi gelondong merah yang telah ditimbang di tempat penimbangan lansung dikirim ke bak penerimaan/penampungan (siphon) dengan kapasitas 265 ton kopi gelondong/hari. Dibak penerimaan kopi gelondong akan dimasukan ke konishtank. Air berfungsi sebagi media trasportasi yang akan membawa kopi gelondong dari bak peneriamaan ke konishtank. Air disemprotkan/dialirkan melalui pipa-pipa dan selang yang telah didesain sedemikian rupa pada bak penerimaan.
2.      Conishtank
Pada konishtank air berfungsi sebagai media sortasi dimana kopi gelondong  berkualitas baik akan dipisahkan dengan kopi gelondong yang berkualitas rendah dan benda asing lain seperti ranting dan sebaginya. Pemisahan dilakukan berdasarkan perbedaan berat jenis. Kopi dengan kualitas baik memiliki berat jenis yang tinggi dan akan tenggelam sedangkan kopi dengan kualitas rendah akan mengapung dan melayang (disebut kopi rembangan). Air dari konishtank akan lansung mengalir membawa kopi gelondong ke mesin pulping.
3.      Pulping
Puping adalan pemisahan kulit buah (pulp) dengan biji kopi sehingga menjadi kopi HS basah. Dalam proses pulping air berperan dalam mempermudah dan mempercepat proses pengupasan pada saat pulper menekan buah sehingga keeping biji keluar dalam  mesin Vis Pulper.
4.        Pencucian
Proses ini dilakukan dengan bantuan Vis Washer atau ruang Washer. Air berfungsi membersihkan lendir pada biji kopi HS basah
5.        Penuntasan
Mengurangi air pada permukaan biji kopi HS, sehingga beban peneringan berkurang. dilakukan di bak penuntasan
6.       Pengeringan Mekanis
Jenis alat pengering mekanis  di pabrik pengolahan kopi robusta antara lain Mason dan Vis Dryer. Mason memiliki kapasitas 10,5 ton kopi pasar/2 hari. Di pengeringan Mason suhu maksimum yang digunakan adalah 40oC dengan lama pengorengan/pengeringan + 20 jam. Vis Dryer memiliki kapasitas 80 ton kopi gelondong/hari.
7.       Conditioning     
Agar warna dan kadar air dalam biji merata serta tidak mudah pecah pada waktu penggerebusan. Untuk kopi arabika, tempering dilakukan menimal selama 2 minggu, sedangkan kopi robusta dilakukan minimal 24 jam.
8.        Penggerbusan
Mengupas kulit tanduk dan kulit ari dari biji kopi. Penyetelan pisau terlalu rapat berakibat kopi pecah, sedangkan bila terlalu longgar HS lolos atau tidak terkelupas kulitnya. Suhu biji kopi keluar grebusan maksimal 35°C.
9.       Sortasi
Memisahkan bij-biji dengan cara manual menurut sistem nilai cacat dan stnadar mutu dengan mengacu SNI No. 01-2097-1992.
10.      Uji Mutu/Cupping
Uji mutu/cupping  dilakukan pasca proses pengeringan dimana kadar air biji kopi mencaai 11%. Uji mutu dilakukan di laboratorium pabrik. Uji mutu dimaksudkan untuk mengetahui secara dini apabila terjadi penyimpangan mutu biji kopi sehingga dapat dilakukan tindakan penanggulangan. Tindakan penanggulangan yang umum dilakukan adalah pencampuran (blending) dengan kopi yang berkualitas baik. 
11.    Pengiriman
Memenuhi kontrak penjualan. Checking kelayakan alat angkut. Checking ketetapan berat timbangan hasil yang dikirim

1.5 Diagram Alir




BAB II
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

2.1 Supply Chain Strategy
Dalam memahami kapasitas supply chain ada 2 kategori strategi supply chain yang dipakai yaitu yang responsive dan cost efisien. Pada tipe responsive akan lebih mengutamakan respon terhadap permintaan pelanggan sedangkan pada tipe effisien cost akan lebih mengutamakan efisien penggunaan biaya. Produk kopi macho yang diproduksi oleh PT Lanang Sejati ini dalam pemilihan tipe supply chainya memilih untuk menggunakan tipe cost efesien. Hal ini didasarkan pada jenis produk yang merupakan produk bukan primer atau produk yang ketika dibutuhkan harus ada seperti produk obat. Selain itu pemilihan ini karena memang kapasitas produksi yang ada disesuaikan dengan jumlah bahan baku yang tidak ada setiap saat. Kaitan antara tipe supply chain yang dipilih (cost efisien) dengan kapasitas supply chain terletak pada kesiapan untuk mengirimkan produk jika ada permintaan menjadi rendah. Dengan pemilihan cost effisien ini makan kapasitas supply chain akan semakin turun. Namun hal ini masih bisa diatasi dengan adanya safety stock walaupun tidak dalam jumlah panjang untuk mengantisiapasi uncertainly demand atau ketidakpastian permintaan yang ada.

2.1 Supply Chain Planning
            Pabrik kopi Lanang Sejati ini berlokasi di lereng Gunung Kawi yaitu di Jawa Timur. Pabrik ini berfungsi sebagai tempat produksi biji kopi hingga menjadi produk jadi yaitu kopi bubuk. Kemudian untuk gudang pemasaran dipegang langsung oleh distributor yang  berlokasi di Surabaya dan Banyuwangi. Distributor Surabaya bertugas untuk mengirimkan produk ke daerah  Indonesia bagian barat seperti Sumatra, Jakarta dan sekitarnya. Distributor Banyuwangi bertugas mengirimkan barang ke daeran timur yaitu Bali, Lombok dan sekitarnya. Adanya distributor ini diharapkan dapat mempermudah saluran distribusi kopi dari perusahaan ke konsumen. Bahan baku yang dipakai perusahaan ini diambil dari kebun milik perusahaan yang berada di lereng Gunung Kawi  bagian barat dan bagian timur dan diolah oleh pabrik perusahaan sendiri. Pemasok bahan baku adalah tenaga borong yang dipekerjakan oleh  perusahaan. Kemasan yang digunakan dalam pendistribusian kopi dipasok dari perusahaan lain sehingga diadakan kerjasama dengan perusahaan tersebut dan perusahaan tidak mengeluarkan cost yang tinggi.
            Perusahaan mengalokasikan waktu untuk produksi dilakukan ketika musim kopi datang yaitu bulan Juni hingga Agustus. Sedangkan untuk pemasaran dilakukan sesuai dengan permintaan konsumen. Promosi dilakukan dengan menggunakan media cetak maupun elektronik.  Dengan adanya promosi tersebut nanti diharapkan dapat menambah minat konsumen terhadap kopi Macho.

2.2 Supply Chain Operation
            Perusahaan Lanang Sejati menyediakan stok produk digudang guna memenuhi permintaan konsumen. Produksi kopi Macho ini didasarkan dari  permintaan konsumen pada tahun sebelumnya. Kemudian dari permintaan konsumen tersebut dilakukan peramalan permintaan untuk memenuhi permintaan tahun berikutnya. Sehingga produk kopi ini tidak sampai kekurangan persediaan. Kemudian pengiriman itu dilakukan ketika konsumen sudah melakukan order ke pihak distributor. Waktu pengiriman barang berdasarkan hasil kesepakatan waktu tunggu dari pihak perusahaan dengan pihak konsumen. Apabila sudah ada kesepakatan maka pengiriman sesuai dengan kesepakatan tersebut.
Metode pengiriman yang dilakukan menuju distributor menggunakan transportasi darat yaitu kontainer. Setelah itu produk sampai di distributor dikirimkan ke konsumen dikirimkan menggunakan transportasi darat maupun laut. Pemesanan kopi Macho oleh konsumen melalui telpon atau online ke distributor. Kemudian distributor mengirimkan pesanan kepada konsumen. Pengiriman akan dilakukan jika permintaan sesuai dengan kapasitas pengiriman. Hal ini dimaksudkan untuk menekan biaya transportasi.Perusahaan lanang sejati menggunakan make to stock untuk Kopi Macho. Peruahaan juga menggunakan push process yaitu perusahaan mendorong produk untuk disuplay ke Surabaya dan Banyuwangi. Hal ini untuk mengantisipasi permintaan konsumen.  Kemudian untuk gudangnya sendiri menggunkan pull process yaitu menawarkan dan menarik konsumen untuk membeli produk digudang tersebut.


BAB III
Supply Chain Driver And Metrics

3.1 Facilities
            Perusahaan beberapa fasilitas diantaranya seperti kantor, ruang produksi, ruang warehaouse serta ruang pendukung lainnya. Dimana setiap fasilitas memiliki fungsi masing-masing. Warehaouse perusahaan dipegang oleh distributor yang terletak di setiap provinsi di indonesia. Perusahaan akan langsung mengirimkan produk ke distributor setelah proses produksi selesai. Perusahaan ini memiliki kapasitas produksi yang besar sehingga memiliki fasilitas warehaouse serta ruang produksi yang besar. Setiap fasilitas memiliki kapasitas yang sesuai dengan hasil produksi. Satu kali produksi kopi ini memerlukan waktu 8 jam tanpa ada variasi produk.

3.2 Inventory
            Perusahaan ini memilih metode safety inventory untuk menjaga persediaan. Produk kopi akan disimpin jika permintaan terhadap kopi rendah. Tetapi jika permintaan kopi meningkat maka produk akan dipasarkan atau dijual langsung. Jumlah dari persediaan itu akan disesuaikan produk yang telah diproses.

3.3 Transportation
            Pengiriman bahan baku ke perusahaan dengan menggunakan transportasi darat yaitu truk. Penggunaan truk ini dilakukan karena lokasi bahan baku tidak terlalu jauh. Kemudian untuk pengiriman produk dari perusahaan ke distributor menggunakan transportasi darat dan laut. Dari distributor produk juga akan dikirimkan menggunakan transportasi darat dan laut untuk dikirimkan ke berbagai retailer yang terdapat di setiap provinsi di Indonesia. Setelah produk sampai di retailer maka konsumen dapat langsung mengambil produk kopi. Pendistribusian kopi hingga ke retailer ditanggung oleh perusahaan langsung. Biaya disesuaikan dengan harga per truk. Jumlah alat transportasi yang digunakan sesuai dengan hasil produksi kopi. Misalkan jika 5 ton kopi membutuhkan 2 truk untuk mengangkutnya.


3.4 Information
Sistem informasi yang ada di perusahaan ini menggunakan informasi Push dan Pull. Pull yaitu menarik konsumen dengan menawarkan produk kopi ini secara langsung kepada konsumen, agar konsumen mau membeli produk ini. Jadi perusahaan aktif dalam pelayanan terhadap konsumen agar konsumen dapat membeli produk melewati distributor. Push yaitu perusahaan melakukan estimasi permintaan dari data permintaan yang lama. Dengan peralaman tersebut maka perusahaan akan dapat memproduksi produk sesuai dengan permintaan konsumen tanpa adanya kekurangan persediaan.

3.5 Sourcing
            Metode sourcing yang digunakan adalah metode inhouse dan supplier selection. Inhouse berarti umber bahan baku berupa biji kopi ini didapatkan dari lahan perkebunan PT lanang sejati sendiri. Setiap masa panen maka kopi akan langsung di kirim menuju perusahaan untuk pelaksanaan produksi. Metode supplier selection yaitu digunakan untuk mencukupi permintaan yang semakin lama semakin meningkat, perusahaan ini menjalin kerjasama dengan beberapa supplier biji kopi di kota blitar.
            Tolak ukur waktu pembayaran biji kopi ini dilakukan setiap 1 bulan sebanyak 2 kali. Pembayaran dilakukan pada akhir-akhir periode yaitu antara tanggal 13-15 dan 29-31. Harga kopi mengalami fluktuasi harga pada bulan-bulan tertentu. Dimana ketika pada bulan desember hingga april harga relative tinggi sedangkan pada bulan mei hingga November harganya relative murah karena pada bulan-bulan ini biji kopi mengalami masa panen. Jumlah rata-rata biji kopi yang dibeli ke supplier setiap order yaitu sekitar 5 ton. Dengan jumlah pengiriman biji kopi yang harus tepat waktu disertai kualitas produk yang sesuai dengan permintaan perusahaan. Waktu tunggu dalam pengiriman biji kopi adalah 1 minggu. Jadi bahan baku akan datang ke perusahaan seminggu setelah order. Maka dari itu supplier diharapkan dapat melakukan pelayanan sesuai dengan keinginan perusahaan.

3.6 Pricing
            Metode pricing yang digunakan adalam menu pricing. Menu pricing yaitu dengan memberikan diskon kepada konsumen apabila jumlah permintaan konsumen terhadap produk lebih dari kapasitas pembelian yang telah ditentukan oleh perusahaan. Misalkan saja jika konsumen membeli produk 1 dus harganya adalah 100.000. Jika membeli 2 dus maka akan dikenakan pemotongan biaya sebesar 5% yaitu menjadi 95000 per kardusnya. Jadi semakin banyak permintaan maka potongan harga yang didapatkan akan semakain besar. Rentang harga kopi ini tidak ada maksimal dan minimal karena harganya disamakan untuk semua produk. Tujuan dari menu pricing adalah untuk menarik konsumen agar membeli produk sebanyak-banyaknya. Dari menu pricing tersebut akan didapatkan presentase untung yang didapatkan. Barang akan diterima oleh konsumen apabila konsumen telah melakukan pembayaran kepada perusahaan secara lunas. Jumlah permitaan terhadap kopi ini selalu stabil tiap periodenya.



BAB IV
DESIGN DISTRIBUTION NETWORK

4.1 Design of Distribution Network

Alur Distribusi pada perusahaan Lanang Sejati



Ket :                 produk flow
                        information flow

            Gambar di atas merupakan alur distribusi perusahaan lanang sejati. Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa alur informasi dari konsumen akan menuju distributor, kemudian distributor melanjutkan informasi tersebut menuju perusahaan. Alur produknya dari perusahaan akan dikirim menuju distributor, kemudian produk dikirimkan menuju konsumen. Alur distribusi ini merupakan distributor storage with carrier delivery dimana gudang warehouse tidak di pegang oleh perusahaan tetapi di pegang oleh distributor.


BAB V
FRAMEWORK
Terdapat  4 tahap dalam kerangka memilih desain jaringan diantaranya meliputi :
1.    Supply  Chain Strategi
2.    Regional Facility Configuration
3.    Desirable  Sites
4.    Location Choices

5.1  Supply  Chain Strategi
A.   Competitive Strategies
PT. Lanang Sejati ini senantiasa berusaha memenuhi permintaan pelanggan dengan menjaga supply produk di pasar demi menjaga kenyamanan pelanggan dalam mendapatkan produk kami. Pada pembahasan competitive strategi ini akan dikaji beberapa hal antara lain level quality, harga ,variasi produk, waktu pengiriman dan customer support. Berikut adalah pembahasan lebih jelas mengenai beberapa factor atau aspekdalam competitive strategi di perusahaan ini
B.   Level quality
Produk kopi macho ini memilki kualitas tinggi baik itu dalam kualitas produknya maupun kualitas pelayanan terhadap pelanggan.Hal ini membuat level quality produk ini termasuk kategori tinggi.Untuk produk kopi ini dibuat denganmenggunakan bahan baku yang berkualitas daripara supplier yang bermitra dengan perusahaan. Tidak hanya itu dalam setiap proses pembuatanya ada pengecekan oleh bagian quality control sehingga akan menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Jika dibandingkan dengan produk sejenis lainya kopi macho ini dalam hal kualitas memiliki keunggulan karena proses produksinya dilakukan secara higinies dan diawasi oleh tenaga quality control. Sedangakan untuk layanan pelanggan dilakukan dengan menyuplai produk kami keberbagai jaringan distributor yang telah bekerjasama dengan perusahaan kami sehingga ketersediaan barang dapat dijamin ketika ada permintaan dari pelanggan.
C.   Pricing
Harga dari produk kopi macho ini adalah Rp.1000 per kemasan. Harga tersebut adalah harga produk di pasaran. Sedangkan untuk harga ke distributor adalah Rp 600. Penentuan harga tersebut sudah berdasarkan harga pokok produksi yang berada dibawah harga distributor. Selain itu juga penentuan harga tersebut sudah mempertimbangkan harga yang dijual oleh para pesaing. Harga ini menjadi satu faktor penting agar produk bisa bersaing dipasaran. Jika harga produk terpaut jauh dengan competitor maka produk tidak akan laku di pasaran.
D.   Variety of Product
Perusahaan Lanang Sejati ini memproduksi kopi jenis robusta. Dalam memproduksi kopi saat ini perusahaan hanya membuat satu variasi produk yaitu kopi robusta dalam bentuk bubuk. Selain kopi bubuk perusahaan juga akan mengembangkan produk dengan variasi lainnya. Variasi yang dikembangkan nantinya menyesuaikan dengan permintaan pasar yang ada. Dalam rencana pengembangan variasi produk ini nantinya akan berupa produk kopi dalam kemasan botol siap minum. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang cenderung ingin mengkonsumsi suatu produk dengan instan dan praktis.
E.    Waktu Pengiriman Produk
Perusahaan Lanang Sejati juga menentukan waktu pengiriman. Waktu pengiriman barang berdasarkan hasil kesepakatan waktu tunggu dari pihak perusahaan dengan pihak konsumen. Apabila sudah ada kesepakatan maka pengiriman sesuai dengan kesepakatan tersebut. Waktu pengiriman ini berdasarkan jarak antara pabrik dengan distributor yang ada. Jumlah distributor dari perusahaan yang banyak dan tersebar di berbagai daerah bisa memperlama waktu pengiriman namun dengan banyaknya jumlah distributor maka stok barang di pasar akan banyak sehingga konsumen bisa dengan mudah mendapatkan produk kami.
F.    Costumer Servis
Perusahaan juga menyediakan layanan costumer service untuk konsumen. Konsumen dapat mengajukan kritik dan sara untuk perusahaan. Layanan costumer servise ini akan ditampung oleh pihak distributor selaku perantara perusahaan. Selain dapat menyampaikan keluhan melalui jaringan distributor, perusahaan kami juga menyediakan customer service berupa layanan telepon interaktif dan website yang bisa diakses pelanggan untuk menyempaikan keluhan atau sekedar bertanya tentang produk kami.
G.   Global competition
            Pada produk kopi lanang ini hanya dipasarkan untuk melayani pelanggan dalam skala lokal, sehingga untuk itu kompetisinya hanya pada skala lokal kompetition. Hal ini karena memang produk kopi macho ini hanya memasang target untuk costumer dalam negeri. Pemilihan ini berdasarkan beberapa faktor diantaranya pemilihan fasilitas, bahan baku serta cost. Fasilitas yang kami pilih merupakan server facility yang hanya fokus untuk melayani pasar lokal. Hal in untuk efisiensi biaya fasilitas agar tidak terlalu besar. Disamping itu bahan baku yang tidak setiap waktu dapat terpenuhi menjadi alasan pemilihan lokal kompetition ini.
H.   Internal Contsraints
            Perusahaan PT. Lanang Sejati ini dalam mendapatkan modal serta keuntungan dari produk maka perusahaan melakukan kerja sama dengan pihak luar. Proses kerja sama ini antara lain seperti pengadaan bahan baku dan  jalur disrtibusi atau pemasaran. Pengambilan keputusan ini dilakukan dengan pertimbangan dan alasan agar dapat menekan cost. Disamping itu dengan dilakukan kerjasama tersebut dengan berbagai distributor yang bertujuan untuk memperbanyak jaringan atau relasi sehingga dapat meningkatkan penjualan.

5.2 Regional facility configuration
            Produk kopi macho ini merupakan produk yang ditujukan untuk semua kalangan sehingga  produk ini memiliki homogenitas yang tinggi, artinya produk yang dijual dapat dinikmati oleh seluruh costumer tanpa mempertimbangkan keinginan regional wilayah tertentu . Karena produk kopi ini bersifat universal tanpa ada variasi kopi lainnya. Dalam hal local spesification, produk kopi macho ini tidak menerapkan perlakuan khusus untuk produksinya. Karena pemasaran produk yang  dilakukan didalam negeri sehingga Tarif dan tax incentives untuk produk ini tidak berlaku.

5.3 Desirable  Sites
            Produksi kopi macho menggunakan metode produksi secara batch karena proses produksinya menyesuaikan jumlah bahan baku yang masuk, disamping itu pada proses pengolaha kopi ini terdapat proses yang membutuhkan waktu yang relatif lama sehingga harus menunggu dan tidak bisa dilakukan secara kontinyu. Pelaksanaan produksi   tidak terlalu membutuhkan  tenaga kerja dengan sklil yang tinggi karena dalam proses produksi kopi ini hampir semuanya dilakukan dengan mesin. Sehingga tenaga kerja hanya diperlukan sebagai operator yang relatif tidak membutuhkan  keterampilan tinggi. Untuk respontime produksi ini tidak terlalu memerlukan respontime yang tinggi, karena perusahaan mengutamakan efisiensi biaya  sesuai dengan kompetitif strategi perusahaan. 
            Selanjutnya untuk availeble infrastuktur, perusahaan menggunakan hard infrastruktur equirement yang dimana ada ketersediaan suplier dari beberapa daerah, transportasi yang mendukung untuk pemasaran, adanya komunikasi yang membantu dalam segala hal diperusahaan, utilitas yang memadai disetiap fasilitas, serta warehouse yang ada pada setiap distributor.

5.4  Location Choices
            Pada location fasilitas ini membahas tentang lokasi fasilitas yang dimana lokasi fasilitas untuk pabrik berada diperusahaan sendiri, warehouse yang berada di masing-masing distributor, fasilitas transportasi yang ada di perusahaan dan di warehouse. Kapasitas untuk masing-masing fasilitas seperti ruang produksi ini disesuaikan dengan banyaknya bahan baku, ukuran alat dan mesin. Kantor sebagai fasilitas pendukung kapasitasnya disesuaikan dengan banyaknya tenaga kerja serta alat-alat seperti komputer, meja, kursi. Kemudian untuk kapasitas fasilitas warehouse juga disesuaikan dengan banyaknya produk jadi dari perusahaan. Kapasitas ini dibuat se efisien mungkin agar tidak ada tempat yang mubadzir. Kapasitas transportasi disesuaikan dengan kebutuhan. Misalakan saja pada pengiriman bahan baku dari suplier ke perusahaan yang jumlahnya telah ditentukan, jadi setiap suplier terdapat 1 atau 2 alat transportasi berupa truk, dan untuk transportasi  dari perusahaan ke distributor juga menggunakan truk, kapasitasnya berdasarkan banyanya produk yang dihasilkan oleh perusahaan.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar