TUGAS
BESAR
MANAJEMEN
RANTAI PASOK
“KOPI
MACHO”
Disusun
Oleh:
Oleh
:
Kelas : F
Kelompok : 4
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Diskripsi Perusahaan
PT.
Lanang Sejati merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan dan
minuman. Perusahaan ini memproduksi kopi
bubuk dengan merk dagang “ Kopi Macho “.
PT. Lanang Sejati didirikan pada tahun 2001 oleh beberapa orang yaitu
Nuris Fuaida, M. Firstiawan F, Nasrullah Jamaluddin, Ahmad Wildan dan M. Fatra
Hanarsyah. Perusahaan ini berlokasi di
Kabupaten Malang tepatnya di daerah lereng gunung Kawi. Saat ini PT. Lanang
Sejati saat ini memiliki total karyawan sebanyak 50 orang.
PT.
Lanang Sejati terus berupaya untuk meningkatkan kualitas produknya dengan
mengedepankan mutu disetiap prosesnya. Untuk itu bahan baku kopi yang digunakan
adalah kopi robusta yang didapat dari suplier terpercaya. Dalam memasarkan
produksnya PT. Lanang Sejati memiliki jaringan distribusi yang tersebar
diseluruh wilayah indonesia. PT. Lanang Sejati berkomitmen untuk senantiasa
mengedepankan mutu produk dan pelayanan terhadap pelanggan yang sejalan dengan
visi dan misi perusahaan. Berikut adalah visi dan misi PT. Lanang Sejati.
1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi perusahaan
ini adalahmenjadi
perusahaan kopi instan terkemuka dan terbesar di dunia.
Misi
perusahaan berguna untuk dijadikan dasar dalam memprioritaskan pekerjaan,
merancang strategi, membuat perencanaan, dan pemberian tugas-tugas. Misi adalah
titik awal untuk mendesain pekerjaan manajemen atau setingkatnya, serta untuk
mendisain struktur manajernya. Misi perusahaan adalah “ Mampu mewujudkan visi tersebut, PT Lanang
Sejati sebagai syarikat pembuat produk kopi menetapkan komitmen untuk
meningkatkan mutu produk dan layanan yang berkesinambungan demi memenuhi
kehendak pelanggan di Asia Tenggara dan memberi keuntungan pada seluruh pihak”.
1.3 Deskripsi Produk
Pamor
kopi macho memang belum setenar kopi luwak. Citarasanya yang tak kalah nikmat
dibandingkan dengan kopi luwak memicu kenaikan permintaan kopi berbahan biji
kopi berbentuk aneh ini. Tak heran harga kopi macho terus melambung. Meski
demikian, sebenarnya kopi ini bukan varietas baru. Kopi macho bisa dihasilkan
oleh pohon kopi jenis robusta yang pada umumnya ditanam petani di Indonesia.
Kopi ini disebut macho lantaran bentuk bijinya berbeda dengan kopi pada
umumnya. Macho berarti keren. Disebut demikian karena bentuk biji kopi ini
tunggal dan bulat, tidak terbelah seperti bentuk biji kopi pada umumnya.
1.4
Proses Produksi
Adapun
proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan Lanang Sejati sebagai berikut :
1. Penerimaan
Kopi
gelondong merah yang telah ditimbang di tempat penimbangan lansung dikirim ke
bak penerimaan/penampungan (siphon) dengan kapasitas 265 ton
kopi gelondong/hari. Dibak penerimaan kopi gelondong akan dimasukan ke
konishtank. Air berfungsi sebagi media trasportasi yang akan membawa kopi
gelondong dari bak peneriamaan ke konishtank. Air disemprotkan/dialirkan
melalui pipa-pipa dan selang yang telah didesain sedemikian rupa pada bak
penerimaan.
2. Conishtank
Pada
konishtank air berfungsi sebagai media sortasi dimana kopi
gelondong berkualitas baik akan dipisahkan dengan kopi gelondong
yang berkualitas rendah dan benda asing lain seperti ranting dan sebaginya.
Pemisahan dilakukan berdasarkan perbedaan berat jenis. Kopi dengan kualitas
baik memiliki berat jenis yang tinggi dan akan tenggelam sedangkan kopi dengan
kualitas rendah akan mengapung dan melayang (disebut kopi rembangan). Air dari
konishtank akan lansung mengalir membawa kopi gelondong ke mesin pulping.
3. Pulping
Puping
adalan pemisahan kulit buah (pulp) dengan biji kopi sehingga
menjadi kopi HS basah. Dalam proses pulping air berperan dalam mempermudah dan
mempercepat proses pengupasan pada saat pulper menekan buah
sehingga keeping biji keluar dalam mesin Vis Pulper.
4. Pencucian
Proses
ini dilakukan dengan bantuan Vis Washer atau ruang Washer. Air berfungsi
membersihkan lendir pada biji kopi HS basah
5. Penuntasan
Mengurangi
air pada permukaan biji kopi HS, sehingga beban peneringan berkurang. dilakukan
di bak penuntasan
6. Pengeringan Mekanis
Jenis
alat pengering mekanis di pabrik pengolahan kopi robusta antara
lain Mason dan Vis Dryer. Mason memiliki kapasitas 10,5 ton kopi pasar/2 hari.
Di pengeringan Mason suhu maksimum yang digunakan adalah 40oC dengan
lama pengorengan/pengeringan + 20 jam. Vis Dryer memiliki
kapasitas 80 ton kopi gelondong/hari.
7. Conditioning
Agar
warna dan kadar air dalam biji merata serta tidak mudah pecah pada waktu
penggerebusan. Untuk kopi arabika, tempering dilakukan menimal selama 2 minggu,
sedangkan kopi robusta dilakukan minimal 24 jam.
8. Penggerbusan
Mengupas
kulit tanduk dan kulit ari dari biji kopi. Penyetelan pisau terlalu rapat
berakibat kopi pecah, sedangkan bila terlalu longgar HS lolos atau tidak
terkelupas kulitnya. Suhu biji kopi keluar grebusan maksimal 35°C.
9. Sortasi
Memisahkan
bij-biji dengan cara manual menurut sistem nilai cacat dan stnadar mutu dengan
mengacu SNI No. 01-2097-1992.
10. Uji Mutu/Cupping
Uji
mutu/cupping dilakukan pasca proses pengeringan dimana kadar air
biji kopi mencaai 11%. Uji mutu dilakukan di laboratorium pabrik. Uji mutu
dimaksudkan untuk mengetahui secara dini apabila terjadi penyimpangan mutu biji
kopi sehingga dapat dilakukan tindakan penanggulangan. Tindakan penanggulangan
yang umum dilakukan adalah pencampuran (blending) dengan kopi yang
berkualitas baik.
11. Pengiriman
Memenuhi
kontrak penjualan. Checking kelayakan alat angkut. Checking ketetapan berat
timbangan hasil yang dikirim
1.5
Diagram Alir
BAB II
SUPPLY
CHAIN MANAGEMENT
2.1 Supply Chain Strategy
Dalam memahami kapasitas
supply chain ada 2
kategori strategi supply
chain yang dipakai yaitu yang responsive dan cost efisien. Pada tipe responsive
akan lebih mengutamakan respon terhadap permintaan pelanggan sedangkan pada
tipe effisien cost akan lebih mengutamakan efisien penggunaan biaya. Produk
kopi macho yang diproduksi oleh PT Lanang Sejati ini dalam pemilihan tipe
supply chainya memilih untuk menggunakan tipe cost efesien. Hal ini didasarkan
pada jenis produk yang merupakan produk bukan primer atau produk yang ketika
dibutuhkan harus ada seperti produk obat. Selain itu pemilihan ini karena
memang kapasitas produksi yang ada disesuaikan dengan jumlah bahan baku yang
tidak ada setiap saat. Kaitan antara tipe supply chain yang dipilih (cost
efisien) dengan kapasitas supply chain terletak pada kesiapan untuk mengirimkan
produk jika ada permintaan menjadi rendah. Dengan pemilihan cost effisien ini
makan kapasitas supply chain akan semakin turun. Namun hal ini masih bisa
diatasi dengan adanya safety stock walaupun tidak dalam jumlah panjang untuk
mengantisiapasi uncertainly demand atau ketidakpastian permintaan yang ada.
2.1 Supply Chain Planning
Pabrik kopi Lanang Sejati ini berlokasi
di lereng Gunung Kawi yaitu di Jawa Timur. Pabrik ini
berfungsi sebagai tempat produksi biji kopi hingga menjadi produk jadi yaitu
kopi bubuk. Kemudian untuk
gudang pemasaran dipegang langsung oleh distributor yang berlokasi di Surabaya dan Banyuwangi. Distributor Surabaya bertugas
untuk mengirimkan produk ke daerah Indonesia bagian barat seperti Sumatra,
Jakarta dan sekitarnya. Distributor
Banyuwangi bertugas
mengirimkan barang ke daeran timur yaitu Bali, Lombok dan sekitarnya. Adanya
distributor ini diharapkan dapat mempermudah saluran distribusi kopi dari
perusahaan ke konsumen. Bahan baku yang dipakai perusahaan ini diambil dari
kebun milik perusahaan yang berada di lereng Gunung Kawi bagian barat dan bagian timur dan diolah oleh
pabrik perusahaan sendiri. Pemasok
bahan baku adalah tenaga borong yang dipekerjakan oleh perusahaan. Kemasan yang digunakan dalam
pendistribusian kopi dipasok dari perusahaan lain sehingga diadakan kerjasama
dengan perusahaan tersebut dan perusahaan tidak mengeluarkan cost yang tinggi.
Perusahaan mengalokasikan waktu untuk
produksi dilakukan ketika musim kopi datang yaitu bulan Juni hingga Agustus.
Sedangkan untuk pemasaran dilakukan sesuai dengan permintaan konsumen. Promosi
dilakukan dengan menggunakan media cetak maupun elektronik. Dengan adanya promosi tersebut nanti
diharapkan dapat menambah minat konsumen terhadap kopi Macho.
2.2 Supply Chain Operation
Perusahaan Lanang Sejati
menyediakan stok produk digudang guna memenuhi permintaan konsumen. Produksi
kopi Macho ini didasarkan dari
permintaan konsumen pada tahun sebelumnya. Kemudian dari permintaan
konsumen tersebut dilakukan peramalan permintaan untuk memenuhi permintaan
tahun berikutnya. Sehingga produk kopi ini tidak sampai kekurangan persediaan. Kemudian
pengiriman itu dilakukan ketika konsumen sudah melakukan order ke pihak
distributor. Waktu pengiriman barang berdasarkan hasil kesepakatan waktu tunggu
dari pihak perusahaan dengan pihak konsumen. Apabila sudah ada kesepakatan maka
pengiriman sesuai dengan kesepakatan tersebut.
Metode pengiriman yang dilakukan menuju distributor
menggunakan transportasi darat yaitu kontainer. Setelah itu produk sampai di
distributor dikirimkan ke konsumen dikirimkan menggunakan transportasi darat
maupun laut. Pemesanan kopi Macho oleh konsumen melalui telpon atau online ke
distributor. Kemudian distributor mengirimkan pesanan kepada konsumen.
Pengiriman akan dilakukan jika permintaan sesuai dengan kapasitas pengiriman.
Hal ini dimaksudkan untuk menekan biaya transportasi.Perusahaan lanang sejati menggunakan
make to stock untuk Kopi Macho. Peruahaan juga menggunakan push process yaitu
perusahaan mendorong produk untuk disuplay ke Surabaya dan Banyuwangi. Hal ini
untuk mengantisipasi permintaan konsumen.
Kemudian untuk gudangnya sendiri menggunkan pull process yaitu
menawarkan dan menarik konsumen untuk membeli produk digudang tersebut.
BAB III
Supply Chain Driver And Metrics
3.1 Facilities
Perusahaan
beberapa fasilitas diantaranya seperti kantor, ruang produksi, ruang warehaouse
serta ruang pendukung lainnya. Dimana setiap fasilitas memiliki fungsi
masing-masing. Warehaouse perusahaan dipegang oleh distributor yang terletak di
setiap
provinsi di indonesia. Perusahaan akan langsung
mengirimkan produk ke distributor setelah proses produksi selesai. Perusahaan
ini memiliki kapasitas produksi yang besar sehingga memiliki fasilitas
warehaouse serta ruang produksi yang besar. Setiap fasilitas memiliki kapasitas
yang sesuai dengan hasil produksi. Satu kali produksi kopi ini memerlukan waktu
8 jam tanpa ada variasi produk.
3.2 Inventory
Perusahaan
ini memilih metode safety inventory untuk menjaga persediaan. Produk kopi akan
disimpin jika permintaan terhadap kopi rendah. Tetapi jika permintaan kopi
meningkat maka produk akan dipasarkan atau dijual langsung. Jumlah dari
persediaan itu akan disesuaikan produk yang telah diproses.
3.3 Transportation
Pengiriman
bahan baku ke perusahaan dengan menggunakan transportasi darat yaitu truk.
Penggunaan truk ini dilakukan karena lokasi bahan baku tidak terlalu jauh.
Kemudian untuk pengiriman produk dari perusahaan ke distributor menggunakan
transportasi darat dan laut. Dari distributor produk juga akan dikirimkan menggunakan transportasi darat dan laut untuk dikirimkan ke berbagai retailer yang terdapat di setiap
provinsi di Indonesia. Setelah produk sampai di retailer maka konsumen dapat
langsung mengambil produk kopi. Pendistribusian kopi hingga ke retailer ditanggung oleh perusahaan langsung. Biaya disesuaikan dengan
harga per truk. Jumlah alat transportasi yang digunakan sesuai dengan hasil
produksi kopi. Misalkan jika 5 ton kopi membutuhkan 2 truk untuk mengangkutnya.
3.4 Information
Sistem informasi
yang ada di perusahaan ini menggunakan informasi Push dan Pull. Pull yaitu
menarik konsumen dengan menawarkan produk kopi ini secara langsung kepada
konsumen, agar konsumen mau membeli produk ini. Jadi perusahaan aktif dalam
pelayanan terhadap konsumen agar konsumen dapat membeli produk melewati
distributor. Push yaitu perusahaan melakukan estimasi permintaan dari data
permintaan yang lama. Dengan peralaman tersebut maka perusahaan akan dapat
memproduksi produk sesuai dengan permintaan konsumen tanpa adanya kekurangan
persediaan.
3.5 Sourcing
Metode
sourcing yang digunakan adalah metode inhouse dan supplier selection. Inhouse
berarti umber bahan baku berupa biji kopi ini didapatkan dari lahan perkebunan
PT lanang sejati sendiri. Setiap masa panen maka kopi akan langsung di kirim
menuju perusahaan untuk pelaksanaan produksi. Metode supplier selection yaitu digunakan
untuk mencukupi permintaan yang semakin lama semakin meningkat, perusahaan ini
menjalin kerjasama dengan beberapa supplier biji kopi di kota blitar.
Tolak
ukur waktu pembayaran biji kopi ini dilakukan setiap 1 bulan sebanyak 2 kali.
Pembayaran dilakukan pada akhir-akhir periode yaitu antara tanggal 13-15 dan
29-31. Harga kopi mengalami fluktuasi harga pada bulan-bulan tertentu. Dimana
ketika pada bulan desember hingga april harga relative tinggi sedangkan pada
bulan mei hingga November harganya relative murah karena pada bulan-bulan ini
biji kopi mengalami masa panen. Jumlah rata-rata biji kopi yang dibeli ke
supplier setiap order yaitu sekitar 5 ton. Dengan jumlah pengiriman biji kopi
yang harus tepat waktu disertai kualitas produk yang sesuai dengan permintaan
perusahaan. Waktu tunggu dalam pengiriman biji kopi adalah 1 minggu. Jadi bahan
baku akan datang ke perusahaan seminggu setelah order. Maka dari itu supplier
diharapkan dapat melakukan pelayanan sesuai dengan keinginan perusahaan.
3.6 Pricing
Metode
pricing yang digunakan adalam menu pricing. Menu pricing yaitu dengan
memberikan diskon kepada konsumen apabila jumlah permintaan konsumen terhadap
produk lebih dari kapasitas pembelian yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Misalkan saja jika konsumen membeli produk 1 dus harganya adalah 100.000. Jika membeli 2 dus maka akan dikenakan pemotongan biaya
sebesar 5% yaitu menjadi 95000 per kardusnya. Jadi semakin banyak permintaan
maka potongan harga yang didapatkan akan semakain besar. Rentang harga kopi ini
tidak ada maksimal dan minimal karena harganya disamakan untuk semua produk.
Tujuan dari menu pricing adalah untuk menarik konsumen agar membeli produk
sebanyak-banyaknya. Dari menu pricing tersebut akan didapatkan presentase
untung yang didapatkan. Barang akan diterima oleh konsumen apabila konsumen
telah melakukan pembayaran kepada perusahaan secara lunas. Jumlah permitaan
terhadap kopi ini selalu stabil tiap periodenya.
BAB
IV
DESIGN
DISTRIBUTION NETWORK
4.1 Design of
Distribution Network
Alur Distribusi pada perusahaan Lanang Sejati
Gambar
di atas merupakan alur distribusi perusahaan lanang sejati. Dari gambar
tersebut dapat dijelaskan bahwa alur informasi dari konsumen akan menuju
distributor, kemudian distributor melanjutkan informasi tersebut menuju
perusahaan. Alur produknya dari perusahaan akan dikirim menuju distributor,
kemudian produk dikirimkan menuju konsumen. Alur distribusi ini merupakan distributor storage with carrier delivery dimana
gudang warehouse tidak di pegang oleh perusahaan tetapi di pegang oleh
distributor.
BAB
V
FRAMEWORK
Terdapat 4 tahap dalam kerangka memilih desain
jaringan diantaranya meliputi :
1. Supply
Chain Strategi
2. Regional Facility Configuration
3. Desirable Sites
4. Location Choices
5.1
Supply Chain Strategi
A. Competitive
Strategies
PT. Lanang Sejati ini senantiasa
berusaha memenuhi permintaan pelanggan dengan menjaga supply produk di pasar
demi menjaga kenyamanan pelanggan dalam mendapatkan produk kami. Pada pembahasan
competitive strategi ini akan dikaji beberapa hal antara lain level quality,
harga ,variasi produk, waktu pengiriman dan customer support. Berikut adalah
pembahasan lebih jelas mengenai beberapa factor atau aspekdalam competitive strategi di perusahaan ini
B. Level quality
Produk kopi macho ini memilki
kualitas tinggi baik itu dalam kualitas produknya maupun kualitas pelayanan
terhadap pelanggan.Hal ini membuat level quality produk ini termasuk kategori
tinggi.Untuk produk kopi ini dibuat denganmenggunakan bahan baku yang
berkualitas daripara supplier yang bermitra dengan perusahaan. Tidak hanya itu
dalam setiap proses pembuatanya ada pengecekan oleh bagian quality control
sehingga akan menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Jika dibandingkan dengan
produk sejenis lainya kopi macho ini dalam hal kualitas memiliki keunggulan
karena proses produksinya dilakukan secara higinies dan diawasi oleh tenaga
quality control. Sedangakan untuk layanan pelanggan dilakukan dengan menyuplai
produk kami keberbagai jaringan distributor yang telah bekerjasama dengan
perusahaan kami sehingga ketersediaan barang dapat dijamin ketika ada
permintaan dari pelanggan.
C. Pricing
Harga dari produk kopi macho ini
adalah Rp.1000 per
kemasan. Harga tersebut adalah harga produk di pasaran. Sedangkan untuk harga
ke distributor adalah Rp 600. Penentuan harga tersebut sudah berdasarkan harga
pokok produksi yang berada dibawah harga distributor. Selain itu juga penentuan
harga tersebut sudah mempertimbangkan harga yang dijual oleh para pesaing.
Harga ini menjadi satu faktor penting agar produk bisa bersaing dipasaran. Jika
harga produk terpaut jauh dengan competitor maka produk tidak akan laku di
pasaran.
D. Variety of Product
Perusahaan
Lanang Sejati ini memproduksi kopi jenis robusta. Dalam memproduksi kopi saat
ini perusahaan hanya membuat satu variasi produk yaitu kopi robusta dalam
bentuk bubuk. Selain kopi bubuk perusahaan juga akan mengembangkan produk
dengan variasi lainnya. Variasi yang dikembangkan nantinya menyesuaikan
dengan permintaan pasar yang ada. Dalam rencana pengembangan variasi produk ini
nantinya akan berupa produk kopi dalam kemasan botol siap minum. Hal ini untuk
memenuhi kebutuhan konsumen yang cenderung ingin mengkonsumsi suatu produk
dengan instan dan praktis.
E.
Waktu Pengiriman Produk
Perusahaan Lanang Sejati juga menentukan waktu
pengiriman. Waktu pengiriman barang berdasarkan hasil kesepakatan waktu tunggu
dari pihak perusahaan dengan pihak konsumen. Apabila sudah ada kesepakatan maka
pengiriman sesuai dengan kesepakatan tersebut. Waktu pengiriman ini berdasarkan jarak antara pabrik dengan distributor
yang ada. Jumlah distributor dari perusahaan yang banyak dan tersebar di
berbagai daerah bisa memperlama waktu pengiriman namun dengan banyaknya jumlah
distributor maka stok barang di pasar akan banyak sehingga konsumen bisa dengan
mudah mendapatkan produk kami.
F. Costumer Servis
Perusahaan juga menyediakan layanan costumer service
untuk konsumen. Konsumen dapat mengajukan kritik dan sara untuk perusahaan.
Layanan costumer servise ini akan ditampung oleh pihak distributor selaku
perantara perusahaan. Selain dapat menyampaikan
keluhan melalui jaringan distributor, perusahaan kami juga menyediakan customer
service berupa layanan telepon interaktif dan website yang bisa diakses pelanggan
untuk menyempaikan keluhan atau sekedar bertanya tentang produk kami.
G.
Global competition
Pada produk kopi lanang ini hanya
dipasarkan untuk melayani pelanggan dalam skala lokal, sehingga untuk itu
kompetisinya hanya pada skala lokal kompetition. Hal ini karena memang produk
kopi macho ini hanya memasang target untuk costumer dalam negeri. Pemilihan ini
berdasarkan beberapa faktor diantaranya pemilihan fasilitas, bahan baku serta
cost. Fasilitas yang kami pilih merupakan server facility yang hanya fokus
untuk melayani pasar lokal. Hal in untuk efisiensi biaya fasilitas agar tidak
terlalu besar. Disamping itu bahan baku yang tidak setiap waktu dapat terpenuhi
menjadi alasan pemilihan lokal kompetition ini.
H.
Internal Contsraints
Perusahaan PT. Lanang Sejati ini dalam
mendapatkan modal serta keuntungan dari produk maka perusahaan melakukan kerja
sama dengan pihak luar. Proses kerja sama ini antara lain seperti pengadaan
bahan baku dan jalur disrtibusi atau pemasaran. Pengambilan keputusan
ini dilakukan dengan pertimbangan dan alasan agar dapat menekan cost. Disamping
itu dengan dilakukan kerjasama tersebut dengan berbagai distributor yang
bertujuan untuk memperbanyak jaringan atau relasi sehingga dapat meningkatkan
penjualan.
5.2
Regional facility configuration
Produk kopi macho ini merupakan
produk yang ditujukan untuk semua kalangan sehingga produk ini memiliki homogenitas yang tinggi,
artinya produk yang dijual dapat dinikmati oleh seluruh costumer tanpa
mempertimbangkan keinginan regional wilayah tertentu . Karena produk kopi ini
bersifat universal tanpa ada variasi kopi lainnya. Dalam hal local
spesification, produk kopi macho ini tidak menerapkan perlakuan khusus untuk
produksinya. Karena pemasaran produk yang
dilakukan didalam negeri sehingga Tarif dan tax incentives untuk produk
ini tidak berlaku.
5.3
Desirable Sites
Produksi kopi macho menggunakan metode
produksi secara batch karena proses produksinya menyesuaikan jumlah bahan baku
yang masuk, disamping itu pada proses pengolaha kopi ini terdapat proses yang
membutuhkan waktu yang relatif lama sehingga harus menunggu dan tidak bisa
dilakukan secara kontinyu. Pelaksanaan produksi tidak terlalu membutuhkan tenaga kerja dengan sklil yang tinggi karena
dalam proses produksi kopi ini hampir semuanya dilakukan dengan mesin. Sehingga
tenaga kerja hanya diperlukan sebagai operator yang relatif tidak
membutuhkan keterampilan tinggi. Untuk
respontime produksi ini tidak terlalu memerlukan respontime yang tinggi, karena
perusahaan mengutamakan efisiensi biaya
sesuai dengan kompetitif strategi perusahaan.
Selanjutnya untuk availeble infrastuktur,
perusahaan menggunakan hard infrastruktur equirement yang dimana ada
ketersediaan suplier dari beberapa daerah, transportasi yang mendukung untuk
pemasaran, adanya komunikasi yang membantu dalam segala hal diperusahaan,
utilitas yang memadai disetiap fasilitas, serta warehouse yang ada pada setiap
distributor.
5.4 Location
Choices
Pada location fasilitas ini membahas
tentang lokasi fasilitas yang dimana lokasi fasilitas untuk pabrik berada
diperusahaan sendiri, warehouse yang berada di masing-masing distributor,
fasilitas transportasi yang ada di perusahaan dan di warehouse. Kapasitas untuk
masing-masing fasilitas seperti ruang produksi ini disesuaikan dengan banyaknya
bahan baku, ukuran alat dan mesin. Kantor sebagai fasilitas pendukung
kapasitasnya disesuaikan dengan banyaknya tenaga kerja serta alat-alat seperti
komputer, meja, kursi. Kemudian untuk kapasitas fasilitas warehouse juga
disesuaikan dengan banyaknya produk jadi dari perusahaan. Kapasitas ini dibuat
se efisien mungkin agar tidak ada tempat yang mubadzir. Kapasitas transportasi
disesuaikan dengan kebutuhan. Misalakan saja pada pengiriman bahan baku dari
suplier ke perusahaan yang jumlahnya telah ditentukan, jadi setiap suplier
terdapat 1 atau 2 alat transportasi berupa truk, dan untuk transportasi dari perusahaan ke distributor juga
menggunakan truk, kapasitasnya berdasarkan banyanya produk yang dihasilkan oleh
perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar