Bagaimana
metode pengukuran suhu,ph,warna, kadar
air,kadar C organik, N total dan C/N rasio pada proses komposting
-metode pengukuran suhu
Untuk mengukur suhu digunakan termometer alkohol. Termometer alkohol
dipilih agar jika kalau kemudian termometer pecah waktu melakukan pengukuran,
cairan alkohol tidak membahayakan kompos. Akan tetapi, kelemahan termometer
alkohol ini adalah sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Dengan demikian,
pengukuran suhu kompos harus dilakukan secara jeli dan cermat. Untuk
mempermudah pembacaan suhu, hendaknya digunakan termometer alkohol yang ukuran
angkanya yang besar.
Ketika mengukur suhu, harus diusahakan pengukuran suhu
seluruh bagian kompos. Jangan hanya mengukur suhu pada bagian tengah saja
walaupun memang pada saat kompos ditumpuk, biasanya titik panas tertinggi
berada pada bagian tengah tumpukan karena bagian tengah merupakan bagian yang
paling terlindung dari penguapan sehingga kondisi kadar air di bagian tengah
biasanya paling ideal. Hal ini membuat bagian tengah merupakan bagian paling
baik bagi kehidupan mikroorganisme. Dalam pada itu, suhu merupakan indikator
adanya aktivitas mikrorganisme pengurai dalam tumpukan sampah.
-metode pengukuran kadar air
Cara paling akurat untuk mengukur
kadar air yang tepat adalah dengan mengukur langsung dengan tangan.caranya
ambil sebagian kompos (boleh tengah, agak ke pinggir, atau bawah), remas keras
dalam genggaman dan perhatikan! Apabila dari genggaman tangan tidak keluar air
sama sekali, kompos terlalu kering dengan demikian perlu tambahan air. Akan
tetapi, jika air menetes deras dari sela-sela jari, ini berarti kompos terlalu
basah sehingga perlu dilakukan pembalikan atau penambahan bahan kering pada
kompos, seperti dedaunan kering atau serbuk geraji sebagai pengikat air. pengukuran
kadar air dapat dilakukan tiga hari sekali tetapi bisa saja lebih sering
dilakukan ketika suhu dalam tumpukan tinggi. Suhu yang tinggi membuat penguapan
juga semakin tinggi sehingga kadar air dalam tumpukan lebih cepat hilang, dan
tumpukan akan menjadi lebih cepat kering. Kurangnya kadar air akan mempengaruhi
aktivitas mikroorganisme pengurai.
-metode pengukuran ph
Deerajat
keasaman (Ph) dalam pembuatan kompos. Pada proses awal, sejumlah mikroorganisme
akan mengubah sampah organik menjadi asam- asam oranik, sehingga derajat
keasaman akan selalu menurun. Pada proses selanjutnya derajat keasaman akan
meningkat secara bertahap yaitu pada masa pematangan, karena beberapa jenis
mikroorganisme memakan asam-asam organik yang terbentuk.
Derajat
keasaman dapat menjadi faktor penghabat dalam prses pembuatan kompos, yaitu
dapat terjadi apabila :
·
Ph terlalu tinggi di atas 8, unsur N akan menguap
menjadi NH3. NH3 yang terbentuk akan sangat menggangu proses karena bau yang
menyengat. Senyawa ini dalam kadar yang berlabihan dapat memusnakan
mikroorganisme.
·
Ph terlalu rendah di bawah 6,kondisi menjadi asam dan
dapat menyebabkan kematian jasad renik.
-metode pengukuran kadar C-organik
Pengukuran
dengan metode walkley black bahan organik yang mudah teroksidasi dalam tanah
mereduksi Cr2O72+
yang berlebihan. Reaksi ini berjalan dengan energi yang di hasilkan dari
pencampuran dua bagian H2SO4 pa (pekat) dengan satu
bagian K2Cr2O7 N. Sisa Cr2O7 dapat
diketahuai dari hasil titrasi dengan FeSO4 yang diketahui
normalitasnya.
-metode pengukuran N total
Penentuan kadar nitrogen total dengan metode
kjedahl. Penentuan kadar nitrogen totalini melalui tiga tahapan proses
pengerjaan yaitu destruksi,destilasi dan tritrasi.
Destruksi
merupakan suatu proses penghancuran senyawa organik seperti protein (berikatan
kovalen) diubah menjadi senyawa anorganik. Material yang digunakan sebagai
destruktor adalah asam sulfat pekat ditambah garam.
Destilasi adalah
suatu proses pemisahan senyawa berdasarkan titik didih. Dalam hal ini amonium
sulfat ditamabah larutan NaOH bertujuan untuk membebaskan gas amonia dan dengan
pemanasan atau destilasi akan dibebaskan sebagai destilat.
http://id.wikipedia.org/wiki/destruksi
http://wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar