Senin, 14 September 2015

Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia (GAPPERINDO)


TUGAS KELOMPOK
Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia (GAPPERINDO)






 









JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

                                                           UNIVERSITAS BRAWIJAYA

                                                                          MALANG

2014



Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia (Gapperindo)
Sejarah Berdiri
Mula –mula garpperindo didirikan pada tahun 1999. Garpperindo didirikan karena untuk membangun kebersamaanantar petani perkebunan se-indonesia sehingga mempunyai wadah unutk menyuarakan pendapat dan pandangan tentang pertanian dan per kebunan. Terdiri banyak gabungan petani perkebunan di Indonesia, terduri 14 asosiasi yaitu: asosiasi petani kelapa Indonesia (APKI),asosiasi petani the Indonesia (APTEHINDO), asosiasi petani kelaa sawit Indonesia (APKASINDO), asosiasi petani karet Indonesia ( APKARINDO), asosiasi petani tebu rakyat wilker PTPN XI Indonesia (APTRI), asosiasi petani cengkeh Indonesia (APCI), asosiasi petani tembakau Indonesia (APTI), Asosiasi petani kakao Indonesia (APKAI), Asosiasi petani kapas Indonesia (ASPEKINDO), asosiasi petani kopi Indonesia (APEKI), Asosiasi petani lada Indonesia (APLI), Asosiasi petani jambu mente Indonesia( APJMI), Asosiasi petani jarak pagar Indonesia (APJPI), asosiasi petani kelapa sawit pir (ASPEK-PIR). Garpaarrindo memiliki program setiap lima tahun tergantung pada pemimpin. Pemimpin garpparindo pada tahun 2003 sampai sekarang dipimpin oleh agus pakpahan.
Visi Misi
Visi
Menghantarkan pembangunan perkebunan melalui pemberdayaansumber daya teknologi dan industry berkesinambungan yang berwawasan lingkungan.
Misi
·         Mewujudkan pembangunan yang tangguh dan budaya agribisnis
·         Memberdayakan kelembagaan petani
·         Peningkatan produktivitas dan teknologi perkebunan serta menjaga kelestarian lingkungan

Program Kerja
                Program kerja Gapperindo berubah-ubah setiap tahunnya sesuai dengan kebutuhan. Terdapat 3 poin dalam program kerja yang dirancang oleh Gapperindo yakni :
1.       program untuk mengantisipasi kemungkinan harga komoditas yang menurun. Gapperindo berupaya mengantisipasi ini.
2.       Program untuk menyelesaikan persoalan-persoalan konflik lahan. Konflik lahan ini, macam-macam pemicunya. Bagi petani kelapa sawit menyangkut peremajaan sawit, bagaimana replanting supaya tidak ada konflik dan lain-lain.
3.       Program untuk menanggulangi fenomena-fenomena internasional, seperti Greenpeace, kampanye negative dan lain-lain.
Program-program kerja yang telah dilaksanakan oleh GAPPERINDO diantaranya  :
1.       Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis (GRLK) Jawa Barat (2003-2010)
Ikut serta dalam program penghijaun lahan kritis (lahan gundul) bersama dengan asosiasi-asosiasi pertanian lainnya. Program ini diagendakan dan dibiayai oleh pemerintah Jawab Barat dan dilaksanakan oleh pemerintah dibantu oleh asosiasi-asosiasi pertanian dan perkebunan tersebut dilaksanakan setiap tahun dari tahun 2003 hingga 2010. 

2.       Sosialisasi Kecintaan Produk Dalam Negeri Melalui Indonesia Agribusiness Expo 2010
Melaksanakan event besar yakni Indonesia agribusiness expo, temanya yakni sosialisasi pentingnya kecintaan terhadap produk dalam negri, event ini dilatarbelakangi kurangnya serapan pasar terhadap produk pertanian dan perkebunan dalam negri yang berimbas terhadap meruginya para petani dalam negri karena produknya tidak laku (kalah bersaing dengan produk ekspor)
3.       Gerakan tolak Holding BUMN 2012
Gapperindo mengusulkan terhadap pemerintah untuk menunda melakukan "holding" badan usaha milik negara sektor perkebunan khususnya yang berbasis gula. Diperkirakan perencanaan holding tersebut belum begitu mendesak karena masih ada pekerjaan besar yang perlu dilakukan pemerintah, yaitu merevitalisasi pabrik gula.
4.       Musyawarah Nasional Gapperindo 2013.
Membahas kebijakan yang harus dilakukan pemerintah sebagai langkah antisipasi untuk menghadapi tren harga komoditas perkebunan yang terus menurun di pasar global. Sejumlah langkah antisipasi yang diusulkan Gapperindo antara lain, peningkatan produktivitas dan daya saing komoditas perkebunan melalui penerapan teknologi dan manajemen yang lebih baik. Intensifikasi industrialisasi yang mampu meningkatkan nilai tambah dan memperluas nilai tambah dengan menerapkan prinsip pengolahan tanpa menyisakan limbah.
5.       Halal Bihalal Gapperindo 2014

Membahas  rencana pengelolaan perkebunan dalam masa yang akan dating memasuki era global. Membahas perkembangan perkebunan-perkebunan diantaranya perkebunan tebu dan tembakau serta evaluasi kendala-kendala yang dialami dalam proses pertumbuhan perkebunan-perkebunan tersebut.

1 komentar:

  1. Segera daftarkan diri anda dan bermainlah di Agen Poker, Domino, Ceme dan capsa Susun Nomor Satu di Indonesia AGENPOKER(COM)
    Jadilah jutawan hanya dengan modal 10.000 rupiah sekarang juga !

    BalasHapus